SELAMAT DATANG DI BLOG CRIS SITINJAK

Sabtu, 26 November 2011

Kegunaan Cincin Piston

 Piston mengubah energi dari gas memperluas menjadi energi mekanik. Naikpiston dalam silinder liner atau lengan seperti yang ditunjukkan pada http://www.engineersedge.com/power_transmission/diesel_engine_major_components.htm


 Untuk mencegah gas pembakaran melewati piston dari dan untuk menjagagesekan menjadi minimum, piston cincin masing-masing memiliki beberapalogam di sekitarnya, seperti yang diilustrasikan oleh Gambar 6 di bawah ini.

 Cincin ini berfungsi sebagai seal antara piston dan dinding silinder dan juga bertindak untuk mengurangi gesekan dengan meminimalkan area kontak antarapiston dan dinding silinder. Cincin tersebut biasanya terbuat dari besi cor dan dilapisi dengan krom atau molibdenum. Kebanyakan mesin piston diesel memiliki cincin beberapa, biasanya 2 sampai 5, dengan masing-masing cincin melakukan fungsi yang berbeda. Cincin atas (s) bertindak terutama sebagai segel tekanan.Cincin intermediate (s) bertindak sebagai cincin penghapus untuk menghapus dan mengendalikan jumlah film minyak di dinding silinder. Cincin bawah (s) adalahsebuah cincin kapal tangki dan memastikan bahwa pasokan minyak pelumas secara merata diendapkan pada dinding silinder.


Rabu, 23 November 2011

Hindari Masalah Kopling Selip

Setiap pengemudi kendaraan bermotor, baik itu roda empat maupun roda dua, bisa dipastikan mengenal istilah kopling (Clutch). Peranti kopling sangat penting dan pasti ada dalam setiap mesin mobil baik yang bertransmisi manual ataupun otomatis. Karena fungsi dari kopling itu sendiri secara awam adalah sebagai penyambung tenaga mesin ke transmisi penggerak roda sehingga mobil mampu bergerak.

Bedanya, pada kendaraan bertransmisi manual, pengemudi harus menginjak pedal kopling untuk dapat memindahkan gigi transmisi dan melepasnya kembali agar mobil bergerak maju ataupun mundur, sedangkan yang bertransmisi otomatis kopling akan bekerja secara otomatis. Kopling secara umum terdiri dari beberapa komponen, yaitu Rumah Kopling (Clutch Housing), Per Kopling (Spring Clutch) dan yang paling populer karena dapat menipis akibat pemakaian adalah Kanvas Kopling (Clutch Facing). Pelat kopling adalah ujung tombak yang berhubungan dengan flywheel atau roda gila yang akan mengalirkan tenaga ke transmisi mobil.

Kanvas-kanvas kopling pada mesin yang menyala akan saling bergesekan pada saat transmisi bekerja menggerakkan mobil, dari gesekan tersebut lama-kelamaan akan dapat membuat kanvas kopling menipis (Aus). Bila kanvas kopling telah aus maka akan terjadi selip pada kopling dan tanda-tandanya umumnya baik mobil transmisi manual ataupun matik adalah seperti :
  1. Tenaga mesin mobil terasa berkurang, terutama ketika menanjak.
  2. Antara RPM mesin dan kecepatan tidak sebanding, contohnya seperti putaran mesin tinggi namun laju mobil seperti tertahan
  3. Perpindahan gigi tranmisi terasa keras dan kasar, untuk transmisi matik terasa kasar pada saat perpindahan transmisi dari D ke P atau sebaliknya.
Jika telah merasakan hal seperti ini, sebaiknya segera lakukan penggantian kanvas kopling agar tidak terjadi keusakan komponen lain dari kopling. Karena jika dipaksakan terus menerus juga akan berakibat mesin jadi boros BBM serta yang paling fatal mobil sama sekali tidak dapat berjalan.

3 Cara Agar Kopling Awet
Menipisnya kanvas kopling tidak bisa ditentukan secara pasti, karena keawetan masa pakainya tergantung dari berbagai hal. Berikut SO akan memberi informasi bagaimana agar kanvas kopling lebih awet :
  1. Jangan menggunakan setengah kopling saat macet dijalan menanjak untuk menahan mobil agar tidak mundur ataupun kebiasaan terlalu lama menginjak pedal kopling. Biasakanlah menggunakan bantuan rem tangan untuk menahan agar mobil tidak mundur disertai dengan posisi gigi netral dan segera lepaskan pedal kopling setelah melakukan perpindahan gigi khususnya pada transmisi manual.
  2. Pilih dan gunakanlah oli yang berkualitas serta rajin menggantinya secara berkala. Untuk mobil matic, disarankan mengganti oli transmisi setiap 5.000 kilometer (km), bersamaan dengan penggantian oli mesin. Lalu, setiap 20.000 km dianjurkan oli dikuras dan diganti baru, diikuti dengan penggantian filter oli transmisi. Hal ini untuk mengeluarkan serpihan-serpihan serbuk halus akibat kanvas kopling yang saling bergesekan. 
  3. Pada mobil transmisi manual, biasakanlah melakukan perpindahan transmisi dengan sedikit menurunkan putaran (rpm) mesin. Pada mesin otomatis, biasakanlah memberhentikan dulu mobil sebelum melakukan perpindahan tranmisi dari D ke P ataupun sebaliknya. Perpindahan persneling dari D (Maju) ke P (Mundur) ataupun sebaliknya yang terburu-buru hingga tidak menunggu hingga roda berhenti berputar, bisa berakibat terjadi benturan yang keras pada bagian transmisi karena keadaan yang tidak tepat serta menyebabkan kanvas kopling bergesekan keras sehingga cepat terkikis.
Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan pada sepeda motor, yakni:

a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri. Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang,
hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang.
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling,
hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang.


b. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.


Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.



Bagian-bagian kopling
Kopling terdiri atas dua bagian utama:
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerekkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol).
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.



Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelat-pelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan.
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya terkait pada rumah kopling). 
b. Pelat—pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling).



Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu kesatuan maka ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan pegas arah susunan pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelat-pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling. Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.




Prinsip Kerja Kopling
kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi untuk melayani pengoperan gigi.
a. Kopling Primer
Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:
(1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,
(2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.
(3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai    penghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch.
(4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder Cara kerja kopling primer



Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul)
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi.
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan.

Minggu, 13 November 2011

Produksi Bioetanol

PERALATAN PROSES
Adapun rangkaian peralatan proses adalah sebagai berikut:
  • Peralatan penggilingan
  • Pemasak, termasuk support, pengaduk dan motor, steam line dan insulasi
  • External Heat Exchanger
  • Pemisah padatan - cairan (Solid Liquid Separators)
  • Tangki Penampung Bubur
  • Unit Fermentasi (Fermentor) dengan pengaduk serta motor
  • Unit Distilasi, termasuk pompa, heat exchanger dan alat kontrol
  • Boiler, termasuk system feed water dan softener
  • Tangki Penyimpan sisa, termasuk fitting
  • Tangki penyimpan air hangat, termasuk pompa dan pneumatik
  • Pompa Utilitas, Kompresor dan kontrol
  • Perpipaan dan Electrikal
  • Peralatan Laboratorium
  • Lain-lain, termasuk alat-alat maintenance
 TEKNOLOGI

Teknologi produksi bioethanol berikut ini diasumsikan menggunakan jagung sebagai bahan baku, tetapi tidak menutup kemungkinan digunakannya biomassa yang lain, terutama molase.
Secara umum, produksi bioethanol ini mencakup 3 (tiga) rangkaian proses, yaitu: Persiapan Bahan baku, Fermentasi, dan Pemurnian.
Persiapan Bahan Baku
Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya.

Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
- Tebu dan Gandum manis harus digiling untuk mengektrak gula
- Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air secara baik
- Pemasakan, Tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccharification) dengan penambahan air, enzyme serta panas (enzim hidrolisis). Pemilihan jenis enzim sangat bergantung terhadap supplier untuk menentukan pengontrolan proses pemasakan.
Tahap Liquefaction memerlukan penanganan sebagai berikut:
- Pencampuran dengan air secara merata hingga menjadi bubur
- Pengaturan pH agar sesuai dengan kondisi kerja enzim
- Penambahan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang tepat
- Pemanasan bubur hingga kisaran 80 sd 90 C, dimana tepung-tepung yang bebas akan mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly) seiring dengan kenaikan suhu, sampai suhu optimum enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula komplek (dextrin). Proses Liquefaction selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang diproses menjadi lebih cair seperti sup.
Tahap sakarifikasi (pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan proses sebagai berikut:
- Pendinginan bubur sampai suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja
- Pengaturan pH optimum enzim
- Penambahan enzim (glukoamilase) secara tepat
- Mempertahankan pH dan temperature pada rentang 50 sd 60 C sampai proses sakarifikasi selesai (dilakukan dengan pengetesan gula sederhana yang dihasilkan)

Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Bubur kemudian dialirkan kedalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan ethanol sampai kandungan etanol dalam tangki mencapai 8 sd 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging selama proses distilasi.

Distilasi
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol).
Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.

Selasa, 01 November 2011

Logo dan Maskot Sea Games 2011 di SUMSEL - JAKARTA Indonesia


Logo SEA Games November 2011
Pesta Olahraga Negara-Negara Asia Tenggara 2011 (disingkat SEA Games 2011) akan diselenggarakan di Jakarta danPalembangIndonesia, pada 11-22 November 2011.
Jakarta sudah pernah menyelenggarakan SEA Games 3 kali, yaitu pada tahun 19791987, dan 1997. Palembang akan menjadi kota ketiga yang menyelenggarakan SEA Games di luar ibu kota negara setelah Chiang Mai dan Nakhon RatchasimaThailand.
Sembilan bulan menjelang perhelatan olahraga akbar se-Asia Tenggara, SEA Games yang akan digelar di Jakarta dan Palembang Indonesia, pihak penyelenggara sudah memperkenalkan logo yang akan digunakan nanti.
Perkenalan logo yang sepintas mengandung unsur Garuda ini dilakukan bersamaan dengan momen 300 hari menjelang pembukaan di Teater Tanah Airku Taman Mini Indonesia Indah pada 15 Januari lalu. Acara yang diselenggarakan oleh Komite Pelaksana SEA Games Indonesia (Inaco) bekerja sama dengan Kementerian Pemuda dan Olahraga itu menyosialisasikan misi Indonesia nanti sebagai tuan rumah. Hal ini juga diterangkan sesuai dengan corak dan pemilihan warna pada logo tersebut.
“Pada bagian kepala garuda terdapat goresan warna merah yang melambangkan kekuatan, semangat juang, semangat bertanding, dan juga refleksi nasionalisme.” sebagaimana ditulis dalam situs resmi SEA Games seag2011.com.
Dijelaskan lagi, warna hijau berbentuk lengkungan gunung melambangkan keindahan pegunungan alam Indonesia, sedangkan warna biru bergelombang melambangkan keharmonisan Indonesia sebagai negara kepulauan.
“Konsepnya adalah, Garuda adalah pemandu sekaligus figur pelindung, terbang tinggi di atas bumi pertiwi yang kaya akan sumber daya alam hutan, pegunungan, dan maritim.” tulis situs itu lagi yang dipaparkan dalam Bahasa Inggris.
Sementara itu, Menpora Andi Mallarangeng dalam acara peluncuran bertajuk 300 Hari menjelang SEA Games “Indonesia Siap” tersebut menyatakan, Peluncuran ini menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah sekaligus menyelenggarakan acara ini dengan baik.
“Kita berharap bahwa perhelatan olahraga ini akan mengajak masyarakat Indonesia untuk memeriahkan acara sekaligus bertindak sebagai tuan rumah yang baik.” kata Andi dalam sambutannya.
Sementara itu, Gubernur Palembang Alex Nurdin mengatakan bahwa provinsi yang dipimpinnya siap menggelar 24 dari 43 cabang olahraga, termasuk sepakbola.
SEA Games sudah memasuki pergelaran yang ke-26. Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pada 11 hingga 22 November 2011 nanti.

MASKOT SEA Games November 2011
Maskot resmi SEA Games 2011 ini adalah Modo dan Modi, sepasang komodo. Maskot ini diadopsi dari binatang komodo sebagai hewan purba endemik kebanggaan Indonesia, yang terdapat di Taman Nasional Komodo, meliputi pulau Komodopulau Rinca, dan pulau PadarNusa Tenggara Timur. Modo adalah komodo jantan yang mengenakan kostum tradisional Indonesia berwarna biru dengan selempang sarung batik. Sementara, Modi adalah komodo betina yang mengenakan kebaya merah juga dengan selendang dan kain batik. "Modo" adalah singkat dari nama Komodo, sementara "Modo-Modi" adalah ejaan modifikasi dari Muda-Mudi yang berarti "pemuda-pemudi", dalam bahasa Indonesia yang berarti remaja-remaja Indonesia. Modo dan Modi ini mempunyai sifat pekerja keras, jujur, adil, ramah, bersahabat, dan sportif. Sifat Modo dan Modi yang serba positif dan mencerminkan kepribadian bangsa Indonesia ini diharapkan dapat melestarikan keharmonisan kerjasama dan persahabatan sesama negara peserta SEA Games. Maskot ini telah diperkenalkan tepat 200 hari sebelum SEA Games XXVI yaitu pada hari Senin, 25 April 2011 di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, dan di Monumen Selamat Datang di Jakarta Pusat.
Sebelumnya, pemerintah Palembang telah memilih gajah sumatera sebagai maskot melalui sebuah sayembara terbuka, tapi ada saran dari Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono dan KONI untuk menggunakan burung Rajawali. Setelah terpilihnya komodo, maka gagasan maskot gajah sumatera maupun rajawali disingkirkan. Keputusan untuk memilih Komodo sebagai maskot SEA Games 2011 ini, dipilih sebagai upaya Indonesia untuk mempromosikan Taman Nasional Komodo sebagai kandidat New7Wonders of Nature (Tujuh Keajaiban Alam yang baru).

Efisiensi Boiler Secara Singkat

Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, disebabkan  pembakaranpermukaan penukar panas dan operasi dan pemeliharaan.

Bahkan untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mempengarui kinerja boiler.
Neraca Panas
Proses pembakaran dalam boiler dapat digambarkan dalam bentuk diagram alir energi.
Neraca panas merupakan keseimbangan energi total yang masuk boiler terhadap yang meninggalkan boiler.
Kehilangan energi berikut dapat dihindari atau dikurangi:
1. Kehilangan gas cerobong:
  - Udara berlebih (tergantung dari teknologi burner, operasi (kontrol), dan 
pemeliharaan).
  - Suhu gas cerobong (mengoptimalkan perawatan (pembersihan), beban; burner yang 
lebih baik dan teknologi boiler).
2. Kehilangan karena bahan bakar yang tidak terbakar dalam cerobong dan abu (mengoptimalkan operasi dan pemeliharaan; teknologi burner yang lebih baik).
3. Kehilangan dari blowdown (pengolahan air umpan segar, daur ulang kondensat)
4. Kehilangan kondensat (manfaatkan sebanyak mungkin kondensat)
5. Kehilangan konveksi dan radiasi (isolasi boiler yang lebih baik)

Efisiensi Boiler
Efisiensi termis boiler didefinisikan sebagaipersen energi (panas) masuk yang
digunakan secara efektif pada steam yang dihasilkan.”

(Dua metode pengkajian efisiensi boiler):

Metode Langsung: energi yang didapat dari fluida kerja (air dan steam) 
dibandingkan dengan energi yang terkandung dalam bahan bakar boiler.

Metode Tidak Langsung: efisiensi merupakan perbedaan antara kehilangan dan 
energi yang masuk.

Kekerasan Material pada AISI 4140

Rangkuman Diskusi Mailing List Migas Indonesia Online bulan Maret 2006 tentang material ini membahas mengenai Material Hardening.

Apakah dengan menaikkan kekerasan material akan mengurangi elastisitasnya? (Material yang dibahas adalah AISI 4140 yang digunakan untuk shaft).

Secara prinsip semakin keras suatu material atau mengalami proses pengerasan, maka ductility a/ keuletannya akan menurun dan cenderung brittle/ rapuh/ mudah pecah, karena secara mikrostruktur kepadatan struktur semakin rapat sehingga tegangan muka antar atom nya tinggi, dan terjadi perubahan mikrostruktur, tapi hal ini dapat diminimalisasi setelah proses pengerasan, dilakukan proses anealing/ pemanasan ulang sampai titik transformasi, untuk menghilangkan tegangan antar atom juga mengembalikan struktur molekul kebentuk awal.

Penyebab patahnya logam dapat diketahui lewat fractography, e.g. dengan mengamati permukaan patahan. Jika bentuk patahannya rata dan mengkilap, ini kemungkinan patah getas (brittle fracture). Patah getas ini biasanya disebabkan fatigue loading (baik amplitudo konstan atau amplitudo berubah). Jika patahannya berbentuk "cup and cone", ini kemungkinan patah ulet (ductile fracture). Hardening (dengan strain rate rendah) dan tempering (dalam durasi tertentu) dapat meningkatkan kekuatan logam. Kekuatan ini diukur dengan dua parameter, yaitu yield strength (kekuatan luluh) dan ultimate strength (kekuatan maksimum).
  
   Jika ingin melakukan hardening dan tempering, mungkin ada baiknya memperhatikan
 (1) temperatur,
(2) yield strength increment,
(3) durasi heat treatment.
   Pada saat operasi, mohon diamati besar pembebanan (load maksimum) yang dialami shaft. 

Elastisitas (young modulus) untuk steel 200 - 207 GPa.Konstanta ini berguna selama material melentur dalam batas elastis...yaitu yield point. Gunanya menghitung lenturan.
Kalau material dikeraskan... biasanya yield point-nya juga naik (dengan asumsi seluruh body keras semua)...elastisitasnya sama saja. Tapi kalau terlalu keras, yaa yield pointnya, jadi nggak jelas, istilahnya materialnya jadi getas, tahu-tahu patah....aduhhh..
  
Makanya hardening cuman di permukaan....tujuannya ya untuk wear resistante...misal sampai kedalaman 1 mm dari luar.

Elastisitas bukanlah konstanta. Elastisitas ada sebuah terminologi untuk mendeskripsikan kemampuan suatu bahan untuk kembali ke kondisi awal setelah beban dipindahkan. Untuk mengukurnya, ada suatu besaran yang menghubungkan antara tegangan (gaya per satuan luas) yang diberikan kepada bahan dan regangan (selisih perpindahan dibagi ukuran awal), yaitu Young's Modulus.  

 

Lalu mengenai failure shaft dalam jangka waktu yang relatif pendek, ada 3 kemungkinan:

1. Material terlalu getas akibat tidak dilakukan proses tempering setelah hardening sehingga struktur mikro masih dalam kondisi untemperd martensite.
2. Tidak dilakukan proses hardening sama sekali, dengan kata lain material berada dalam kondisi as anneal  karena AISI 4140 bila sudah di (Hardening dan Tempering) disuplai dengan kode AISI 4140 HT dalam mill certificate-nya.
3. Ada takik yang cukup tajam misal pada step diameter shaft or pada keyway (takik tidak diberikan fillet radius untuk mengurangi notch stress).

Lalu bagaimana cara efektif dan cepat untuk mengetahui penyebab kegagalan (1 dan 2)? Lakukan hardness test dan metalografi. Struktur as anneal, untempered martensite, maupun tempered martensite bisa dibedakan dengan mudah. Untuk penyebab no.3, cukup lihat fraktografinya saja, kalo memang fatigue penyebabnya, cukup amati permukaan shaft dimana inisiasi fatigue berasal.

Kritik dan saran