SELAMAT DATANG DI BLOG CRIS SITINJAK

Rabu, 23 November 2011

Hindari Masalah Kopling Selip

Setiap pengemudi kendaraan bermotor, baik itu roda empat maupun roda dua, bisa dipastikan mengenal istilah kopling (Clutch). Peranti kopling sangat penting dan pasti ada dalam setiap mesin mobil baik yang bertransmisi manual ataupun otomatis. Karena fungsi dari kopling itu sendiri secara awam adalah sebagai penyambung tenaga mesin ke transmisi penggerak roda sehingga mobil mampu bergerak.

Bedanya, pada kendaraan bertransmisi manual, pengemudi harus menginjak pedal kopling untuk dapat memindahkan gigi transmisi dan melepasnya kembali agar mobil bergerak maju ataupun mundur, sedangkan yang bertransmisi otomatis kopling akan bekerja secara otomatis. Kopling secara umum terdiri dari beberapa komponen, yaitu Rumah Kopling (Clutch Housing), Per Kopling (Spring Clutch) dan yang paling populer karena dapat menipis akibat pemakaian adalah Kanvas Kopling (Clutch Facing). Pelat kopling adalah ujung tombak yang berhubungan dengan flywheel atau roda gila yang akan mengalirkan tenaga ke transmisi mobil.

Kanvas-kanvas kopling pada mesin yang menyala akan saling bergesekan pada saat transmisi bekerja menggerakkan mobil, dari gesekan tersebut lama-kelamaan akan dapat membuat kanvas kopling menipis (Aus). Bila kanvas kopling telah aus maka akan terjadi selip pada kopling dan tanda-tandanya umumnya baik mobil transmisi manual ataupun matik adalah seperti :
  1. Tenaga mesin mobil terasa berkurang, terutama ketika menanjak.
  2. Antara RPM mesin dan kecepatan tidak sebanding, contohnya seperti putaran mesin tinggi namun laju mobil seperti tertahan
  3. Perpindahan gigi tranmisi terasa keras dan kasar, untuk transmisi matik terasa kasar pada saat perpindahan transmisi dari D ke P atau sebaliknya.
Jika telah merasakan hal seperti ini, sebaiknya segera lakukan penggantian kanvas kopling agar tidak terjadi keusakan komponen lain dari kopling. Karena jika dipaksakan terus menerus juga akan berakibat mesin jadi boros BBM serta yang paling fatal mobil sama sekali tidak dapat berjalan.

3 Cara Agar Kopling Awet
Menipisnya kanvas kopling tidak bisa ditentukan secara pasti, karena keawetan masa pakainya tergantung dari berbagai hal. Berikut SO akan memberi informasi bagaimana agar kanvas kopling lebih awet :
  1. Jangan menggunakan setengah kopling saat macet dijalan menanjak untuk menahan mobil agar tidak mundur ataupun kebiasaan terlalu lama menginjak pedal kopling. Biasakanlah menggunakan bantuan rem tangan untuk menahan agar mobil tidak mundur disertai dengan posisi gigi netral dan segera lepaskan pedal kopling setelah melakukan perpindahan gigi khususnya pada transmisi manual.
  2. Pilih dan gunakanlah oli yang berkualitas serta rajin menggantinya secara berkala. Untuk mobil matic, disarankan mengganti oli transmisi setiap 5.000 kilometer (km), bersamaan dengan penggantian oli mesin. Lalu, setiap 20.000 km dianjurkan oli dikuras dan diganti baru, diikuti dengan penggantian filter oli transmisi. Hal ini untuk mengeluarkan serpihan-serpihan serbuk halus akibat kanvas kopling yang saling bergesekan. 
  3. Pada mobil transmisi manual, biasakanlah melakukan perpindahan transmisi dengan sedikit menurunkan putaran (rpm) mesin. Pada mesin otomatis, biasakanlah memberhentikan dulu mobil sebelum melakukan perpindahan tranmisi dari D ke P ataupun sebaliknya. Perpindahan persneling dari D (Maju) ke P (Mundur) ataupun sebaliknya yang terburu-buru hingga tidak menunggu hingga roda berhenti berputar, bisa berakibat terjadi benturan yang keras pada bagian transmisi karena keadaan yang tidak tepat serta menyebabkan kanvas kopling bergesekan keras sehingga cepat terkikis.
Fungsi kopling adalah sebagai penghubung dan pemutus tenaga putaran mesin dari poros engkol. Pada umumnya kopling terletak diantara primer reduksi dan transmisi, atau untuk tipe lain yang terletak pada poros engkol. Ada dua jenis kopling yang digunakan pada sepeda motor, yakni:

a. Kopling Otomatis adalah kopling yang bekerja berdasarkan gaya sentrifugal, yang menghubungkan serta memutuskan tenaga mesin, tergantung dari putaran mesin itu sendiri. Susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling otomatis akan menempatkan kanvas kopling dan pelat kopling merenggang,
hal ini berbeda dengan susunan pemasangan komponen-komponen pada kopling manual, dimana antara pelat dan kanvas kapling merapat. Pada saat mesin putaran lambat, kanvas dan pelat kopling masih merenggang sehingga putaran mesin dari poros engkol belum terhubung menuju transmisi dan roda belakang.
Pada saat putaran mesin bertambah gaya sentrifugal mulai bekerja pada pemberat kopling sehingga pemberat bergerak menekan pelat kopling,
hal ini akan menghasilkan merapatnya kanvas dan pelat kopling sehingga putaran mesin dan poros engkol akan dihubungkan ke transmisi dan akan dilanjutkan ke roda belakang.


b. Kopling Manual adalah kopling yang bekerja secara manual yang dilakukan oleh pengendara itu sendiri. Mekanisme kerja kopling adalah putaran mesin dari poros engkol yang akan diteruskan oleh kopling menuju transmisi dan ke roda belakang, pada saat kanvas kopling dan pelat kopling merapat, akan tetapi putaran mcsin dari poros engkol menuju ke transmisi akan terputus jika kanvas dan pelat kopling merenggang.


Kopling adalah alat yang memenuhi persyaratan.
a. Dapat meneruskan putaran poros engkol ke transmisi (persneling).
b. Dapat melepaskan hubungan antara poros engkol mesin dengan transmisi.
c. Dapat meneruskan perputaran poros engkol mesin ke transmisi secara berangsur-angsur secara merata tanpa hentakan.



Bagian-bagian kopling
Kopling terdiri atas dua bagian utama:
a. Rumah kopling (Clutch outer drum) yang ikut bérputar dengan poros engkol digerekkan oleh roda gigi pada ujung poros engkol).
b. Pusat kopling (Clutch center) yang dipasang pada ujung poros utama persneling.



Untuk meneruskan perputaran rumah kopling ke pusat kopling dipakai susunan pelat-pelat gesek (kanvas kopling) dan pelat-pelat baja yang saling bersentuhan.
a. Pelat-pelat gesek (friction plates) mengikuti gerak memutar rumah kopling (lidah-lidahnya terkait pada rumah kopling). 
b. Pelat—pelat baja mengikuti gerak memutar pusat kopling (lidah-lidahnya terkait pada spie-spie pada pusat kopling).



Agar pelat-pelat gesek dan pelat-pelat berputar bersama-sama sebagai satu kesatuan maka ditekan bersama oleh pegas-pegas yang kuat. Dengan mengurangi tekanan pegas arah susunan pelat-pelat gesek atau pelat baja, maka kopling akan slip, ialah perputaran rumah kopling tidak diteruskan seluruhnya ke pusat kopling. Bila tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gosok/pelat-pelat baja ditiadakan, maka pusat kopling tidak digerakkan lagi 0Ieh perputaran rumah kopling. Alat yang mengatur besarnya tekanan pegas atas susunan pelat-pelat gesek pelat-pelat baja adalah pelat pengangkat (lifter plate) yang digerakkan oleh handel kopling.




Prinsip Kerja Kopling
kopling primer berfungsi untuk melayani start jalan, sedangkan kopling sekunder berfungsi untuk melayani pengoperan gigi.
a. Kopling Primer
Terletak pada poros engkol yang terdiri dari:
(1) Outer clutch berputar bebas pada poros engkol,
(2) Inner clutch berputar mcngikuti putaran poros engkol.
(3) Drive plate (bandul) berupa kanvas yang terletak pada inner club, yang berfungsi sebagai    penghubung putaran dari Inner Club ke Outer Clutch.
(4) Drive gear sebagai penghubung cuter clutch dengan kopling sekunder Cara kerja kopling primer



Pada saat mesin berputar stasioner (lambat), drive plat (bandul)
belum bekerja, sehingga outer clutch praktis belum berfungsi.
baik pada saat memindah gigi perseneling ataupun pada saat start
jalan.

Tidak ada komentar:

Kritik dan saran